Profil Desa Candinegara

Ketahui informasi secara rinci Desa Candinegara mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.

Desa Candinegara

Tentang Kami

Profil Desa Candinegara, Pekuncen, Banyumas. Mengungkap potensi sejarah situs purbakala Watu Jaran, kekuatan ekonomi dari sektor perkebunan cengkih dan kapulaga, serta dinamika masyarakat di dataran tinggi yang subur.

  • Kaya Akan Potensi Sejarah

    Nama desa dan keberadaan situs megalitikum "Watu Jaran" menunjukkan adanya jejak peradaban kuno yang potensial untuk dikembangkan sebagai destinasi wisata budaya.

  • Pusat Perkebunan Unggulan

    Selain padi, desa ini merupakan penghasil komoditas perkebunan bernilai tinggi seperti cengkih, kapulaga, dan kopi yang menjadi motor utama perekonomian lokal.

  • Topografi Berbukit

    Kondisi geografis perbukitan memberikan kesuburan tanah yang luar biasa, namun juga menyimpan tantangan kebencanaan seperti tanah longsor yang memerlukan mitigasi berkelanjutan.

Pasang Disini

Terletak di lereng perbukitan Kecamatan Pekuncen, Kabupaten Banyumas, Desa Candinegara bukan hanya sekadar unit administrasi, tetapi juga sebuah kanvas sejarah yang hidup. Namanya yang unik, gabungan dari kata "Candi" dan "Negara", seolah memberi isyarat akan adanya warisan peradaban masa lalu yang terpendam. Isyarat itu diperkuat oleh keberadaan situs-situs purbakala yang tersebar di wilayahnya, menjadikannya berbeda dari desa-desa lain di sekitarnya.

Di luar pesona historisnya, Candinegara merupakan wilayah agraris yang subur. Perekonomian masyarakatnya bertumpu kuat pada hasil bumi, tidak hanya dari sawah, tetapi juga dari perkebunan dataran tinggi yang menghasilkan komoditas bernilai ekonomis. Profil ini akan membawa Anda menelusuri setiap sudut Desa Candinegara, dari jejak sejarahnya yang misterius, denyut ekonominya yang dinamis, hingga tantangan dan prospeknya di masa depan.

Letak Geografis dan Kondisi Demografi

Desa Candinegara secara geografis berada di wilayah perbukitan dengan ketinggian rata-rata yang bervariasi, menjadikannya salah satu desa dengan udara sejuk di Kecamatan Pekuncen. Wilayahnya berbatasan langsung dengan Desa Karangklesem di sebelah utara, Desa Cikembulan di sebelah timur, Desa Semedo di sebelah selatan dan Desa Krajan di sebelah barat.

Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) dalam "Kecamatan Pekuncen dalam Angka 2023", luas wilayah Desa Candinegara tercatat sebesar 4,55 kilometer persegi (4,55 km2). Lahan ini mayoritas dimanfaatkan untuk pertanian, yang terdiri dari persawahan, perkebunan (tegalan), dan permukiman penduduk yang tersebar di beberapa dusun atau grumbul.

Jumlah penduduk Desa Candinegara pada tahun 2022 tercatat sebanyak 6.814 jiwa, yang terdiri dari 3.468 laki-laki dan 3.346 perempuan. Dengan luas wilayah tersebut, tingkat kepadatan penduduknya mencapai sekitar 1.498 jiwa per kilometer persegi. Angka ini menunjukkan populasi yang cukup padat, dengan sumber daya manusia yang melimpah untuk menggerakkan pembangunan desa.

Menggali Sejarah: Misteri Nama dan Situs Watu Jaran

Salah satu daya tarik utama Desa Candinegara ialah nilai historisnya. Nama "Candinegara" sendiri memicu spekulasi dan menjadi bahan cerita tutur yang berkembang di masyarakat. Menurut legenda lokal, nama ini berasal dari keyakinan bahwa di masa lampau, wilayah ini merupakan pusat sebuah "negara" atau pemerintahan kecil yang memiliki bangunan suci layaknya "candi". Meskipun bukti fisik sebuah candi belum ditemukan secara definitif, keyakinan ini terus hidup dan menjadi bagian dari identitas desa.

Dugaan adanya peradaban kuno diperkuat dengan penemuan Situs Watu Jaran. Situs megalitikum ini berupa sebuah batu besar yang secara alami memiliki bentuk menyerupai kuda (dalam bahasa Jawa, watu berarti batu dan jaran berarti kuda). Berlokasi di salah satu puncak bukit, situs ini dikeramatkan oleh sebagian warga dan seringkali menjadi lokasi untuk ritual adat tertentu.

"Watu Jaran sudah ada sejak zaman nenek moyang kami. Menurut cerita orang tua dulu, batu itu merupakan perwujudan dari kuda tunggangan milik seorang tokoh sakti yang pernah singgah di sini," tutur seorang sesepuh desa.

Keberadaan situs ini menjadi bukti arkeologis awal yang sangat penting. Para peneliti dan sejarawan meyakini bahwa situs seperti Watu Jaran merupakan penanda aktivitas manusia prasejarah. Potensi ini, jika dikelola dengan baik melalui penelitian lebih lanjut dan program pelestarian, dapat mengangkat nama Candinegara sebagai destinasi wisata sejarah dan budaya yang unik di Kabupaten Banyumas.

Perekonomian Desa: Dari Sawah Hingga Puncak Perkebunan

Struktur ekonomi Desa Candinegara didominasi oleh sektor agraris, namun dengan karakteristik yang khas karena topografinya. Di lahan yang lebih landai, pertanian padi sawah masih menjadi andalan untuk memenuhi kebutuhan pangan lokal. Sistem irigasi yang memanfaatkan sumber mata air perbukitan menjadi kunci keberhasilan panen di area persawahan.

Namun kekuatan ekonomi utama desa ini terletak pada sektor perkebunannya. Lereng-lereng bukit yang subur menjadi lahan ideal untuk tanaman komoditas bernilai tinggi. Beberapa komoditas unggulan yang menjadi andalan petani Desa Candinegara antara lain:

  1. Cengkih
    Desa ini dikenal sebagai salah satu sentra penghasil cengkih berkualitas di wilayah Banyumas. Saat musim panen tiba, aroma khas cengkih yang dijemur akan tercium di sepanjang desa.
  2. Kapulaga
    Tanaman rempah ini tumbuh subur di bawah naungan pohon-pohon besar dan menjadi sumber pendapatan tambahan yang signifikan bagi petani.
  3. Kopi
    Beberapa petani juga mulai membudidayakan kopi jenis robusta, memanfaatkan kesesuaian iklim dan ketinggian lahan.
  4. Kelapa
    Seperti desa tetangganya, pohon kelapa juga banyak tumbuh dan diolah menjadi gula kelapa oleh industri rumah tangga.

Geliat UMKM pun mulai tumbuh, berfokus pada pengolahan hasil perkebunan tersebut. Meski masih dalam skala kecil, usaha pengeringan cengkih, pengolahan kapulaga, dan produksi gula kelapa terus berjalan dan menjadi penopang ekonomi keluarga.

Tata Kelola Pemerintahan dan Pembangunan Desa

Roda pemerintahan Desa Candinegara dijalankan oleh Kepala Desa beserta jajaran perangkatnya, yang berkantor di Balai Desa. Di bawah kepemimpinan Kepala Desa Sarno, pemerintah desa aktif menjalankan program pembangunan yang bersumber dari Dana Desa, Alokasi Dana Desa (ADD), dan sumber pendapatan lainnya.

Fokus pembangunan diarahkan pada beberapa sektor prioritas:

  • Infrastruktur Jalan
    Mengingat kontur wilayah yang berbukit, akses jalan yang baik menjadi vital. Proyek rabat beton dan pengaspalan jalan usaha tani serta jalan antardusun terus dilakukan untuk melancarkan distribusi hasil bumi dan mobilitas warga.
  • Mitigasi Bencana
    Sadar akan risiko tanah longsor, pemerintah desa bersama Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) secara berkala melakukan sosialisasi dan membangun infrastruktur penahan tanah (talud) di titik-titik rawan.
  • Pemberdayaan Masyarakat
    Melalui lembaga desa seperti PKK dan Karang Taruna, program pemberdayaan ekonomi dan sosial digalakkan, termasuk pelatihan keterampilan bagi pemuda dan ibu rumah tangga.

Partisipasi masyarakat dalam perencanaan pembangunan melalui Musyawarah Perencanaan Pembangunan Desa (Musrenbangdes) menjadi landasan utama untuk memastikan program yang dijalankan tepat sasaran dan sesuai dengan aspirasi warga.

Dinamika Sosial Kemasyarakatan dan Budaya Lokal

Masyarakat Desa Candinegara hidup dalam tatanan sosial yang komunal dan agamis. Nilai-nilai gotong royong dan saling membantu masih sangat kental terasa, terutama dalam kegiatan kerja bakti, perbaikan rumah, maupun saat menyelenggarakan acara adat dan keagamaan.

Kegiatan keagamaan yang berpusat di masjid dan musala menjadi perekat sosial yang kuat. Selain itu, kelompok-kelompok seni tradisional seperti calung dan ebeg (kuda lumping) juga masih eksis dan sering tampil dalam berbagai perayaan, menunjukkan upaya masyarakat dalam melestarikan kesenian lokal.

Interaksi masyarakat dengan warisan sejarahnya juga menjadi dinamika yang menarik. Di satu sisi, ada penghormatan yang bersifat sakral terhadap situs-situs seperti Watu Jaran. Di sisi lain, generasi muda mulai melihatnya sebagai aset wisata yang potensial jika dikemas dengan narasi yang menarik dan fasilitas pendukung yang memadai.

Tantangan Pembangunan dan Visi Masa Depan

Desa Candinegara tidak luput dari tantangan. Risiko bencana alam, terutama tanah longsor saat musim hujan, menjadi ancaman nyata yang membutuhkan sistem peringatan dini dan program mitigasi yang lebih komprehensif.

Di sektor ekonomi, fluktuasi harga komoditas seperti cengkih dan kapulaga menjadi tantangan bagi stabilitas pendapatan petani. Ketergantungan pada tengkulak seringkali membuat petani tidak mendapatkan harga yang optimal. Oleh karena itu, penguatan kelembagaan petani melalui kelompok tani atau koperasi serta pengembangan industri pengolahan pascapanen menjadi sangat krusial.

Melihat ke depan, Desa Candinegara memiliki visi untuk mengintegrasikan potensi sejarah, alam, dan agrarisnya. Visi tersebut dapat diwujudkan melalui beberapa langkah strategis:

  • Pengembangan Wisata Budaya
    Bekerja sama dengan dinas terkait dan arkeolog untuk meneliti dan mengembangkan Situs Watu Jaran menjadi objek wisata sejarah yang edukatif.
  • Peningkatan Nilai Tambah Produk
    Mendorong UMKM untuk melakukan inovasi produk, seperti menciptakan kopi bubuk kemasan khas Candinegara atau produk turunan cengkih lainnya.
  • Digitalisasi Pemasaran
    Memanfaatkan platform digital untuk memasarkan produk unggulan desa secara lebih luas, memotong rantai distribusi yang panjang.

Dengan merawat jejak sejarahnya dan mengoptimalkan kekayaan alamnya, Desa Candinegara memiliki peluang besar untuk tumbuh menjadi desa yang maju, mandiri, dan berkarakter kuat di Kabupaten Banyumas.